Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2022

Memandikan dan Mengkafani

Gambar
  Fikih Pengurusan Jenazah (1) : Memandikan dan Mengkafani 25 November, 2018 oleh Yulian Purnama, S.Kom. Pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah, berikut ini kami sajikan uraian mengenai fikih tajhiz al janazah (pengurusan jenazah) secara ringkas beserta dalil-dalil dan keterangan dari para ulama. Ketika baru meninggal 1. Dianjurkan memejamkan mata orang yang baru meninggal dunia Dalil hadits dari Ummu Salamah Hindun bintu Abi Umayyah radhiallahu’anha, ia mengatakan: دخل رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ على أبي سلمةَ وقد شقَّ بصرُه . فأغمضَه . ثم قال إنَّ الروحَ إذا قُبِض تبِعه البصرُ “Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam ketika mendatangi Abu Salamah yang telah meninggal, ketika itu kedua matanya terbuka. Maka Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam pun memejamkan kedua mata Abu Salamah dan bersabda: “Sesungguhnya bila ruh telah dicabut, maka pandangan matanya mengikutinya” (HR. Muslim no. 920). Ulama ijma bahwa memejamkan mata mayit hukumnya sunnah. Ketika memejamkan mata jenazah...

Mentalqin Orang Yang Akan Meninggal

Gambar
 Fikih Jenazah (1) : Mentalqin Orang Yang Akan Meninggal 27 Februari, 2015 oleh Zaenuddin Abu Qushaiy Mentalqin adalah menuntun seseorang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat syahadat Laa Ilaaha Illa Allah. Mentalqin seseorang yang akan meninggal dunia disunnahkan bagi orang yang ada di sisi orang yang akan meninggal dunia, sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam: لقنوا موتا كم لا إله إلا الله “Tuntunlah seseorang yang akan meninggal dunia untuk mengucapkan kalimat: ‘Laa ilaaha illa Allah’” 1 Dalam riwayat yang lain: من كان آخر كلامه لا إله إلا الله دخل الجنة “Barangsiapa yang ucapan terakhirnya adalah “Laa ilaaha illa Allah” maka akan masuk surga”2 Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam masalah mentalqin diantaranya: Apakah Faedah Mentalqin Orang Yang Akan Meninggal Dunia ? Imam Al Qurthubiy berkata: “Para ulama’ kami mengatakan bahwasanya mentalqin orang yang akan meninggal dunia adalah merupakan sunnah dari para pendahulu ummat ini, yang kemudian ...

JANGAN PERNAH MERASA TELAH KOKOH

Gambar
    ••• ════ ༻ 🍄༺ ════ •••        Allâh ﷻ berfirman : فَتَزِلَّ قَدَمٌ بَعْدَ ثُبُوتِهَا  "Sehingga kakimu tergelincir setelah mantap/kokoh." [QS An-Nahl : 94]  Perhatikanlah  Allah ﷻ tidak mengatakan :  فَتَزِلَّ قَدَم لِعَدَمِ ثُبُوتِهَا  "Sehingga kakimu tergelincir karena tidak kokoh"  Tidak !! Allah tidak mengatakan demikian !Namun Dia mengatakan :  فَتَزِلَّ قَدَمٌ بَعْدَ ثُبُوتِهَا  "Sehingga kakimu tergelincir *setelah kokoh  Ketahuilah,  الحياة فتن !!!  Hidup itu penuh dengan Fitnah !!!  والثبات صعب !!!  Dan kokoh itu adalah suatu hal yang Berat !!  Ingatlah,  الثبات لا يكون بكثرة الاستماع يالمواعظ  Kekokohan itu, bukanlah diperoleh dengan banyak mendengarkan nasehat dan wejangan.  إنما يكون بفعل  هذه المواعظ  Namun diperoleh dengan cara mengamalkan dan melaksanakan nasihat-nasihat tersebut.  Allah ﷻ berfirman :  (وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا ...

ADA APA DENGAN WAHABII

Gambar
  28 Maret, 2015 oleh Ahmad Anshori, Lc Pada saat sesi tanya jawab kajian risalah Ushul Tsalastah di masjid Nabawi, Madinah An-Nabawiyyah, Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili mendapatkan sebuah pertanyaan, Soal: Sebagian orang menyerukan untuk menjauhi dakwah wahabi. Bagaimana menjelaskan kepada mereka? Jawaban Syaikh Ibrahim: Tidak ada agama yang namanya wahabi. Yang ada adalah dakwah tauhid  yang telah dibawakan oleh Nabi shallallahu’alaihi wasallam dahulu, dan para ulama rabbani, telah ikut andil mendakwakannya. Di antara mereka adalah Syaikh Muhammad bin Abdulwahab rahimahullah. Syaikh Muhammad bin Abdulwahab tidak datang membawa agama baru. Ini salah satu karyanya, ada di hadapan kita (kitab Ushul Tsalastah). Kita baca bersama, kemudian kita jelaskan setiap pemaparannya. Anda semua menyaksikan, bahwa orang ini tidaklah menjelaskan suatu masalah melainkan menyebutkan ” dan dalilnya adalah ini (kemudian beliau menyebukan ayat Al Qur’an atau hadist)”, tanpa berlebih-lebihan dalam menj...

MENGAMBIL MAKANAN YANG JATUH

Gambar
  Mengambil Makanan Yang Jatuh ​ Telegram: ➢ https://t.me/joinchat/SPFGWMuhLqwMxy99 Dari Jabir bin Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika makanan salah satu kalian jatuh maka hendaklah diambil dan disingkirkan kotoran yang melekat padanya, kemudian hendaknya di makan dan jangan dibiarkan untuk setan” Dalam riwayat yang lain dinyatakan, “sesungguhnya setan bersama kalian dalam segala keadaan, sampai-sampai setan bersama kalian pada saat makan. Oleh karena itu jika makanan kalian jatuh ke lantai maka kotorannya hendaknya dibersihkan kemudian di makan dan jangan dibiarkan untuk setan. Jika sudah selesai makan maka hendaknya jari jemari dijilati karena tidak diketahui di bagian manakah makanan tersebut terdapat berkah.” (HR Muslim no. 2033 dan Ahmad 14218) Terdapat banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari hadits di atas di antaranya setan itu selalu mengintai manusia dan menyertainya serta berusaha untuk mendapatkan bagian dari apa yang dilakukan oleh man...