CARA MENGUBAH GAYA HIDUP AGAR ALLAH KEMBALI BERKAHI DAN RAHMATI


CARA MENGUBAH GAYA HIDUP AGAR ALLAH KEMBALI BERKAHI DAN RAHMATI




Bismillah,

      Sudah sekian lama hijrah namun diri masih berbelit dengan maksiat, sebenarnya apa sih penyebabnya?
       
Setiap hari berupaya sholat dengan khusyu’ namun diri ini tak mau menghadirkan hati, berupaya menjauhi hal hal yang diharamkan namun dikala sendirian diri ini tetap kalah berperang melawan syaithon.
       
Bukankah kita dikala bertaubat telah berjanji untuk tak akan melakukannya untuk yang kedua kali? Namun tetap saja kita masih berpotensi terjerumus didalamnya. Maka cek kembali sepertinya ada yang salah dari taubat kita.
       
Tahukah kamu dampak dari maksiat itu sendiri?

Maksiat itu memutuskan hubungan antara kita dengan Allah. Bayangkan seandainya kita telah diputuskan oleh orang yang amat menyayangi kita, akan terasa sesak didada, bahkan kita akan merasa tak memiliki lagi secercah harapan apalagi harapan yang besar untuk mendapatkan kembali cintanya. Hanyalah dari Allah segala sumber kebaikan. Jika kita telah terputus dari sumber segala kebaikan, bagaimana cara kita mendapatkan kebaikan itu kembali? Apa gunanya kita hidup dengan segudang keburukan tanpa adanya kebaikan. Hidup yang seperti ini adalah hidup yang dirasa sangatlah sia sia. Allah itu menyayangi kita, mengasihi, melindungi, mencukupkan segala kebutuhan kita,menutupi aib aib kita, dan masih banyak tanda cinta Allah pada kita, dan pada kenyataannya hal ini dilakukan Allah ketika kita justru memaksiatiNya.  Subhanallah..

Maksiat itu menjadikan seseorang golongan rendahan. Allah itu menciptakan manusia sebagai makhluk yang mulia namun karena kedurhakaannya atas maksiat maksiat yang dikerjakan sendirilah yang menyebabkan dirinya menjadi makhluk yang segala kemuliaan, kebaikan, derajat serta izzahnya hilang bersamaan dengan rutinitas maksiatnya.

Maksiat bisa menghapus berkah usia, berkah rizki, berkah ilmu, berkah amal & berkah ketaatan. Secara global bisa dikatakan maksiat adalah penghapus berkah agama & dunia. Ingatkah kisah umat umat terdahulu yang bermaksiat kepada Allah? Seperti kaum Nabi Nuh,luth, kaum ad, kaum tsamud ? Mereka tidak hanya Allah hinakan namun Allah juga mengahancurkannya.

Maksiat membuat syaithon semakin berani terhadap kita. Dengan seringnya kita bermaksiat, syaithon akan mudah mengganggu,membujuk, menggoda,menyesatkan, menakut nakuti,membuat sedih, membuat cemas, gelisah,murung, lupa ingatan, dan selalu melakukan mudharat lainnya. Dan akhirnya syaithon leluasa mendororng dorong manusia agar melakukan maksiat.
       
Maka dari itu janganlah membuang buang waktu, bertaubatlah dengan ketulusan hatimu, bertaubatlah dengan sebenar benar bertaubat, seriuslah & jujur terhadap taubatmu sendiri. Sebab taubat dengan keadaan terpaksa tidak akan pernah berguna.
         
Dan ingatlah dengan syarat taubat yang diterima Allah;
1.    Ikhlas. Artinya , dia bertaubat karena dorongan ibadah hanya kepada Allah
2.   al-Iqla’ (melepaskan), maksudnya adalah melepaskan dosa yang ia taubati
3.   an-Nadam (Menyesal), Orang yang bertaubat harus benar benar menyesali dosa yang ia taubati
4.    al-Azm (tekad). Orang yang bertaubat harus memiliki tekad untuk tidak mengulangi dosa tersebut
5.   Taubatnya dilakukan sebelum ditutupnya kesempatan taubat, yaitu ketika ruh sudah ditenggorokan atau matahari telah terbit dari barat.
6.   Jika dosa tersebut terkait dengan kedzaliman antar sesama hamba, maka dia harus menyelesaikannya.Bisa dengan merelakan atau mengembalikan dari bentukkedzaliman tersebut.
       

Berupayalah berhenti untuk memanjakan hawa nafsu
       
Kuncinya adalah menyegerakan bertaubat, paksakan diri untuk mengikuti rules rules kegiatan amalan sholih yang sudah kita agendakan dan tercatat dalam buku saku sebelumnya, lakukan sampai batas maksimal kita serta terus meningkatkan kegiatan kegiatan amal sholih lainnya.  
         
***


Penulis : Adiyus Abu Fawaz
Sumber : kitab Ad-Daa, wa ad-Dawaa’ karya Syaikhul Islam Ibnu Qayyim al-Jauziyah
Ustadz Ammi Nur Baits
Sabtu, 20 Syawal 1441 H/ 13 Juni 2020




Komentar

Postingan populer dari blog ini

EBOOK PARENTING SERI - 9

Pengertian Sirah Dan Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyyah

Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 01 Dari 04