📜 FAIDAH ke-1
Allah جل جلاله memberikan keutamaan di antara makhluk-Nya dan mengangkat derajat sebagian mereka atas yang lain.
Allah menjadikan sejumlah hari dan bulan ada lebih utama dibandingkan hari dan bulan lainnya.
Allah menjadikan 10 hari awal bulan Dzuhijjah itu lebih utama dibandingkan hari-hari lainnya di dunia, dan hari naharz (penyembelihan, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah) itu adalah hari yang paling utama di dalamnya.
Dalam sepekan, hari yang paling utama adalah hari Jum’at.
Adapun malam-malam yang paling utama adalah 10 malam terakhir bulan Ramadhan, dan malam yang paling utama adalah malam Lailatul Qadar.
📜 FAIDAH ke-2
Allah جل جلاله memiliki hari-hari dalam setahun yang penuh dengan karunia dan anugerah, yang Allah karuniakan kepada hamba-hamba-Nya yang mentauhidkan-Nya.
Di antara hari-hari yang penuh dengan karunia dan anugerah tersebut adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Kesepuluh hari ini adalah musim yang paling agung di antara musim-musim ketaatan lainnya. Musim yang selalu dinanti-nanti dan dielu-elukan oleh orang-orang yang beriman. Musim yang senantiasa dirindukan oleh hamba-hamba Allah yang mentauhidkan-Nya. Musim yang di dalamnya ada kesempatan untuk mengangkat derajat, menutup keburukan, melengkapi kekurangan dan mengganti kebaikan-kebaikan yang terluput.
Maka hendaknya kita bersungguh-sungguh di dalamnya dan berupaya meraih rahmat Allah.
📜 FAIDAH ke-3
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah itu, adalah hari-hari terbaik di dunia secara mutlak.
Di dalam hadits disebutkan:
« مَا مِن أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيْهِنَّ أَحَبُّ إِلَى اللّه مِن هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشرِ »
“Tidaklah ada hari yang beramal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah melebihi 10 hari ini (yaitu 10 hari awal bulan Dzulhijjah).”
Para sahabat bertanya:
« يَا رَسُوْلَ اللّه، وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ الله ؟ »
“Wahai Rasulullah, tidak pula jihad di jalan Allah?”
Nabi صلى الله عليه وسلم menjawab:
« وَلاَ الْجِهَادُ فِي سَبِيْلِ اللّه، إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِن ذَلِكَ بِشَيءٍ »
"Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan membawa sesuatu apapun.”
📗 (HR. Bukhari (969) dan Tirmidzi (757), dan hadits di atas redaksi Tirmidzi).
Di dalam riwayat yang lain disebutkan:
« ما العمل في أيام أفضل »
“Tidak ada suatu amalan di hari-hari yang lebih utama dari...”
di dalam riwayat lain dikatakan:
« أرجى »
“Lebih diharapkan…”,
Dan riwayat lain disebutkan:
«أزكى»
"Lebih suci..."
📜 FAIDAH ke-4
Ibadah fardhu (wajib) di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini lebih utama daripada ibadah fardhu di hari lainnya, dan pahalanya lebih berlipat ganda.
Demikian pula ibadah nafilah (sunnah) di dalamnya lebih utama daripada ibadah nafilah di selainnya.
Meski demikian, bukan artinya ibadah nafilah di 10 hari awal bulan Dzulhijjah ini lebih utama daripada ibadah fardhu di hari-hari lain.
📒 [ Lihat Fathul Bari Karya Ibnu Rojab XI/15 ]
📜 FAIDAH ke-5
Shalat di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah itu lebih utama daripada shalat di keseluruhan tahun.
Demikian pula dengan puasa, membaca al-Qur’an, dzikir, do'a, merendahkan diri kepada Allah, berbakti kepada kedua orang tua, menyambung tali kekerabatan, membantu memenuhi kebutuhan orang lain, mengunjungi orang yang sakit, mengiringi jenazah, berbuat baik kepada tetangga, memberi makan dan amalan-amalan lainnya yang memiliki manfaat lebih, demikian seterusnya.
📜 FAIDAH ke-6
Keutamaan beramal di 10 hari pertama Dzulhijjah itu umum mencakup siang dan malam harinya.
Namun, 10 malam terakhir bulan Ramadhan itu lebih utama daripada 10 malam pertama bulan Dzulhijjah, karena di dalamnya ada malam lailatul qadar.
Adapun (pagi dan siang) 10 hari awal Dzulhijjah itu lebih utama, karena di dalamnya ada hari Nahar (penyembelihan pada tanggal 10 Dzulhijjah), hari Arafah (yaitu tanggal 9 Dzulhijjah) dan hari Tarwiyah (yaitu tanggal 8 Dzulhijjah).
📒 [ Lihat Majmu al-Fatawa (XXV/287), Bada'iul Fatwa 'Id Karya Ibni Qayyim (III/162), Zadul Ma'had (1/57) dan Tafsir Ibnu Katsir (V/416) ]
📜 FAIDAH ke-7
Di dalam 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini terhimpun sejumlah ibadah yang agung, yang tidak ada pada hari lainnya, yaitu Haji dan Udhhiyah (kurban) di samping ibadah shalat, puasa dan sedekah.
📒 [ Lihat Fathul Bari Karya Ibnu Hajar (II/460) ]
📜 FAIDAH ke-8
Di antara keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah, Allah جل جلاله bersumpah dengan malam-malamnya yang mulia.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
(وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ )
“Demi waktu Fajar dan sepuluh malam.”
(QS. Al-Fajr: 1-2)
Yang dimaksud dengan sepuluh malam di sini adalah 10 malam Dzulhijjah menurut pendapat mayoritas ahli tafsir dari kalangan salaf dan selain mereka.
📒 [ Lihat Tafsir Ibnu Katsir (VIII/390) dan Latha' 'Iful Ma'arif Karya Ibnu Rojab (hal. 268) ]
📜 FAIDAH ke-9
Di antara keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah, ia merupakan ayyamul ma’lumat (hari-hari yang telah ditentukan/dimaklumi) yang penuh dengan keberkahan, yang mana Allah جل جلاله mensyariatkan untuk menyebut nama Allah di dalamnya atas rezeki yang dikaruniakan kepada mereka berupa hewan ternak, sebagaimana firman-Nya جل جلاله :
( لِيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْۤ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِ ۚ )
“Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah di hari-hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak.”
(QS. Al-Hajj: 28)
Hari-hari yang ditentukan di sini maksudnya adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, menurut pendapat mayoritas ulama dan ahli tafsir.
📒 [ Lihat Tafsir al-Baghowi_ (V/379), Tafsir Ibnu Katsir (V/415) dan Latha' Ma'arif (hal. 268)]
📜 FAIDAH ke-10
Sepuluh hari pertama Dzulhijjah ini adalah bulan penutup yang dimaklumi di antara bulan-bulan haji, yang mana Allah جل جلاله berfirman tentangnya:
(اَلْحَجُّ اَشْهُرٌ مَّعْلُوْمٰتٌ )
“Haji itu dilakukan pada bulan-bulan yang telah dimaklumi.”
Bulan-bulan yang dimaklumi yaitu: bulan Syawal, Dzulqa’dah dan 10 hari awal Dzulhijjah. Sebagaimana hal ini diriwayatkan oleh banyak sahabat, seperti ‘Umar dan putra beliau, Abdullah bin ‘Umar, ‘Ali, Ibnu Mas’ud, Ibnu 'Abbas, Ibnu Zubair dan selain mereka. Dan ini juga merupakan pendapat mayoritas ulama tabi’in.
📒 [ Latha 'iful Ma'arif hal: 269 dengan sedikit penyesuaian ]
📜 FAIDAH ke-11
Di antara keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah, di dalamnya ada hari ‘Arafah, dimana pada hari inilah Allah menyempurnakan agama-Nya dan mencukupkan nikmat-Nya kepada kaum muslimin, sebagaimana dalam firman-Nya جل جلاله :
( اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَـكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَ تْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَـكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًا )
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu."
(QS. Al-Ma`idah: 3)
📜 FAIDAH ke-12
Di antara keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah adalah, di dalamnya ada hari Nahar (Penyembelihan) dan hari al-Haj al-Akbar (Haji Besar), yaitu hari yang paling agung di sisi Allah جل جلاله , sebagaimana disebutkan di dalam hadits Nabi صلى الله عليه وسلم :
« إِنَّ أَعْظَمَ الأَيَّامِ عِنْدَ اللّە تَبَارَكَ وَتَعَالىَ :
ِّيَوْمُ النَّحْرِ، ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ »
"Sesungguhnya, hari-hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari Nahar dan hari Qorr. (Hari Qorr/menetap adalah hari setelah hari Nahar/penyembelihan). Dikatakan hari Qorr karena manusia saat itu yaqirruna fihi (menetap di dalamnya) saat di Mina, selepas mereka selesai thowaf dan penyembelihan lalu mereka beristirahat)."
(HR. Abu Dawud (1765) dan dishahihkan oleh Syaikh al-Bani)
📜 FAIDAH ke-13
Beramal shalih di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah ini lebih utama daripada hari-hari lainnya, karena kemuliaan waktunya dipandang dari sisi penduduk Madinah, dan kemuliaan waktu dan tempatnya ditinjau dari jamaah haji di Baitullah al-Haram (Rumah Allah yang suci).
📜 FAIDAH ke-14
Para ulama salaf yang shalih semoga Allah merahmati mereka, pada 10 hari awal Dzulhijjah ini begitu sangat bersemangat dan bersungguh-sungguh melakukan berbagai amal ketaatan. Mereka memuliakan momen ini dengan penghormatan yang paling tinggi.
👤 Sa’id bin Jubair rahimahullah saat memasuki 10 hari pertama Dzulhijjah, beliau sangat bersungguh-sungguh (beribadah) sampai-sampai beliau nyaris tidak mampu lagi (beribadah). Beliau sangat menghasung untuk beribadah pada malam 10 hari pertama Dzulhijjah dengan mengatakan:
"Janganlah kalian mematikan obor-obor (lampu) rumah kalian saat 10 malam pertama Dzulhijjah."
👤 Abu ‘Utsman an-Nahdi rahimahullah berkata:
"Para salaf dahulu sangat memuliakan tiga jenis 10 hari, yaitu 10 hari akhir Ramadhan, 10 hari awal Dzulhijjah dan 10 hari awal Muharam."
📜 FAIDAH ke-15
Hendaknya seorang muslim bersegera menggunakan 10 hari awal Dzulhijjah ini, baik siang dan malamnya, untuk beribadah dan beramal shalih, dan mengisi waktu-waktunya dengan amal ketaatan dan qurbah (mendekatkan diri kepada Allah).
Suatu hal yang aneh, kita dapati betapa kita begitu rajin dan bersemangatnya, serta bersungguh-sungguh di dalam beramal di bulan Ramadhan, namun kita bermalas-malasan dan loyo beramal di hari-hari yang mulia ini.
Padahal 10 hari awal Dzulhijjah ini lebih agung daripada Ramadhan, dimana beramal di dalamnya itu lebih dicintai dan lebih utama di sisi Allah جل جلاله .
📜 FAIDAH ke-16
Waspadalah dan jauhilah dari menyia-nyiakan waktu di sepuluh hari awal bulan Dzulhijjah ini, seperti:
🔹 Terlalu banyak tidur.
🔹 Ngobrol tidak jelas (qila wa qola).
🔹 Menonton TV dan video (tidak bermanfaat).
🔹 Dan sibuk dengan media sosial.
Karena momen ini adalah musim keberuntungan dan kesempatan yang takkan tergantikan.
📜 FAIDAH ke-17
Amal yang paling utama di 10 hari awal Dzulhijjah ini adalah Haji Mabrur.
Kata Nabi صلى الله عليه وسلم :
«الْحَجُّ الْمَبْرُوْرُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ»
“Haji mabrur itu tidaklah akan memperoleh balasan kecuali surga.”
(HR. Bukhari: 1773, dan Muslim: 1349) terutama Haji wajib.
Momen ini tiba dengan aspek kebaikan yang paling lengkap, berupa pelaksanaan kewajiban dan menjauhi segala yang haram, yang digabungkan dengan perbuatan baik kepada orang lain, seperti menyebarkan salam dan memberi makan.
Terlebih lagi jika dikombinasi dengan banyak berdzikir kepada Allah جل جلاله , berduyun-duyun dan berbondong-bondong mengangkat suara saat talbiyah.
📔 [ Latha'iful Ma'arif Karya Ibnu Rojab (hal. 264) dan Fathul Bari Karya Ibnu Hajar (IX14)]
📜 FAIDAH ke-18
Disunnahkan pada 10 hari pertama Dzulhijjah ini untuk memperbanyak berdzikir kepada Allah جل جلاله di setiap waktu dan di segala keadaan, baik saat berdiri atau duduk, bahkan saat berbaring sekalipun, termasuk saat sedang berkendara atau sedang berjalan kaki.
📜 FAIDAH ke - 19
Disunnahkan juga memperbanyak tahlil, takbir dan tahmid, sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
« فَأًكْثِرُوا فِيْهِنَّ مِنَ الْتَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيْرِ وَالتَّحْمِيْد »
“Perbanyaklah di dalamnya tahlil (mengucapkan La ilaha illallah), takbir (mengucapkan Allahu Akbar), dan tahmid (mengucapkan Alhamdulillah).”
(HR. Ahmad (5446) dan dishahihkan oleh pentahqiq Musnaf Ahmad)
Allah جل جلاله berfirman tentang jamaah haji di Baitul Haram:
“Agar mereka menyaksikan berbagai manfaat untuk mereka dan agar mereka menyebut nama Allah di hari-hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak.”
(QS. Al-Hajj: 28)
📜 FAIDAH ke-20
Bertakbir bersamaan dengan tasbih, tahmid dan tahlil, adalah amal shalih yang langgeng, persemaian surga dan perkataan yang lebih dicintai Allah dan dicintai Nabi kita صلى الله عليه وسلم, dilakukan dari semenjak terbitnya matahari.
Hendaknya ketika berdzikir di waktu-waktu ini dengan cara mengangkat suara, dikerjakan baik saat berdiri atau duduk, berkendara atau berjalan, di dalam rumah atau di luar rumah, di masjid, jalanan, pasar dan semua tempat yang memungkinkan.
📜 FAIDAH ke-21
Hendaknya bagi para panutan dan kaum muslimin pada umumnya, untuk menampakkan takbir (izhharut takbir), baik itu di perkumpulan, pertemuan ataupun di rumah-rumah. Tidak mengapa menyiarkan takbir ini dengan berbagai macam media elektronik agar dapat tersiar di berbagai penjuru wilayah.
📜 FAIDAH ke-22
Dahulu Ibnu Umar dan Abu Hurairah - semoga Allah meridhai mereka - pernah keluar ke pasar pada 10 hari awal Dzulhijjah sambil bertakbir. Lalu manusia pun ikut bertakbir dengan cara takbir kedua sahabat ini.
👤 Maimun bin Mahran, salah satu ulama tabi’in rahimahullah berkata:
“Saya menjumpai orang-orang, mereka semua pada serentak bertakbir di 10 hari awal Dzulhijjah, sampai-sampai saya menyerupakan mereka seperti gemuruh ombak, saking banyaknya.”
📜 FAIDAH ke-23
Sembari bertakbir di 10 hari Dzulhijjah ini, kita mengharapkan berita gembira berupa kemenangan dan pertolongan Allah جل جلاله. Karena dengan takbirlah, Khaibar dan wilayah lainnya terbuka (ditaklukkan) dan musuh-musuh dapat dikalahkan, dengan izin Allah tentunya.
📜 FAIDAH ke-24
Takbir itu ada dua macam:
1. Muthlaq (secara bebas).
2. Muqoyyad (secara terikat).
Adapun takbir muthlaq, maka dikerjakan di seluruh 10 hari awal Dzulhijjah hingga hari terakhir hari tasyriq, dan dikerjakan di seluruh waktu, di segala keadaan dan setiap tempat, serta di setiap kondisi diperbolehkan di dalamnya berdzikir kepada Allah جل جلاله , serta seorang muslim mengeraskan dan mengangkat suaranya saat itu.
Allah جل جلاله berfirman:
( لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ ۖ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِيرَ )
"Dan agar mereka menyebut nama Allah di hari-hari yang telah ditentukan atas rezeki yang diberikan Dia kepada mereka berupa hewan ternak."
(QS. Al-Hajj: 28)
📜 FAIDAH ke-25
Takbir muqoyyad dikerjakan selepas sholat fardhu (wajib). Pelaksanaannya dimulai dari shalat shubuh hari 'Arafah bagi selain jamaah haji (karena jamaah haji takbirnya dimulai dari setelah zhuhur hari nahar) dan berakhir setelah Ashar pada hari ketiga hari tasyriq.
📜 FAIDAH ke-26
Berupaya menentukan pemilihan waktu untuk takbir muthlaq dan muqoyyad sebagaimana ditunjukkan berbagai atsar yang beraneka macam dari sahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan para salaf.
Di antara redaksi takbir yang paling terkenal yang berasal dari atsar adalah:
ُﷲُ أَكْبَرُ، ﷲُ أَكْبَرُ، ﷲُ أَكْبَر
ُلاَإِلَهَ إِلاَّﷲ، وَﷲُ أَكْبَرُ، ﷲُ أَكبَرُ، وَلِلّەِ الْحَمْد
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. La ilaha illallah wallahu akbar. Allahu Akbar walillahil Hamd.
Dalam hal ini, urusannya lapang dan luas.
📜 FAIDAH ke-27
Disunnahkan berpuasa sunnah 9 hari awal Dzulhijjah atau sejumlah hari yang menurutnya mudah.
Berkenaan puasa sunnah ini, ada sejumlah hadits yang menerangkannya dan ditetapkan pula oleh sejumlah salaf.
Puasa itu sendiri adalah penggugur dosa dan perisai dari neraka dan keburukan.
Kata Nabi صلى الله عليه وسلم :
«مَنْ صَامَ يَوْمًا فِي سَبِيلِ ﷲ بَاعَدَ الله وَجْهَهُ عَن النَّارِ سَبعِينَ خَرٍيفًا»
"Barangsiapa yang berpuasa sehari di jalan Allah, maka Allah jauhkan wajahnya dari neraka sejauh 70 kharif (jarak perjalanan)."
(HR. Bukhari: 2840 dan Muslim: 1153)
📜 FAIDAH ke-28
Puasa Arafah bagi selain jamaah haji adalah sunnah Nabi yang mulia dan keberuntungan yang besar.
Puasa ini dapat menggugurkan dosa 2 tahun, sebagaimana sabda Nabi صلى الله عليه وسلم :
« صِيَامُ يَومِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى ﷲ أَنْ يُكَفِّر السَّنَةَ الَّتِي قَبلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِي بَعْدَه »
“Puasa pada hari Arofah, saya berharap kepada Allah untuk bisa menggugurkan dosa setahun yang telah lalu dan setahun setelahnya.”
(HR. Muslim: 1162)
📜 FAIDAH ke-29
Yang lebih utama dan lebih sempurna di dalam puasa sunnah yang spesifik (mu’ayyan), seperti puasa Arafah, hendaknya diniatkan puasa semenjak dari malam hari, agar mendapatkan pahala yang lebih sempurna tidak kurang.
📜 FAIDAH ke-30
Hendaknya mempersiapkan istri, anak dan orang yang berada di bawah tanggungannya (seperti pembantu) untuk mengerjakan puasa Arafah.
👤 Said bin Jubair rahimahullah berkata:
“Bangunkan pelayan kalian bersahur untuk berpuasa hari Arafah.”
📜 FAIDAH ke-31
Berusahalah untuk mengenggelamkan dosa-dosamu pada hari Arafah bersamaan dengan tenggelamnya matahari di hari itu.
📜 FAIDAH ke-32
Di antara transaksi menguntungkan di 10 hari Dzulhijjah ini adalah mengkhatamkan al-Qur’an secara penuh, disertai dengan tadabbur dan pemahaman.
Karena sesungguhnya Allah memberikan ganjaran pahala bagi setiap hurufnya hingga 10 kalinya. Dan di 10 hari Dzulhijjah ini akan dilipatgandakan lagi dibandingkan hari lainnya.
📜 FAIDAH ke-33
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
« أَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيْضَةِ : صَلَاةُ اللَّيْل »
“Seutama-utama shalat setelah shalat wajib adalah shalat lail (malam).”
(HR. Muslim: 1163)
Seorang muslim tidak sepatutnya hanya membatasi semangatnya untuk shalat malam di bulan Ramadhan saja, namun hendaknya ia juga bersemangat melaksanakan sholat malam di 10 hari Dzuhijjah ini.
📜 FAIDAH ke-34
Berusahalah anda untuk menjadi orang yang memperoleh bagian di hari-hari spesial ini sebagaimana firman Allah جل جلاله ini:
( وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْأَسْحَارِ )
"Dan orang-orang yang memohon ampunan di waktu sahur (sebelum fajar)."
(QS. Ali ‘Imran: 17)
Dan juga firman-Nya:
(كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ ¤ وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ)
"Dan mereka itu sangat sedikit tidur di waktu malam, sedangkan pada waktu sahur (akhir malam) mereka memohon ampunanNya."
(QS. adz-Dzariyat: 17-18)
Waktu sahur ini adalah waktu turunnya Allah (di langit dunia), diterimanya permohonan ampun (istighfar), diijabahinya do'a dan dipenuhinya permintaan orang-orang yang meminta.
"Ya Allah, janganlah kau jauhkan karunia-Mu dari kami."
📜 FAIDAH ke-35
Sedekah termasuk amal ketaatan paling mulia. Sedekah itu adalah argumentasi yang terang bagi pelakunya dan bukti atas ketulusan imannya. Pelaku sedekah berada di bawah naungannya pada hari kiamat, yang membentengi dari serangan keburukan, menggugurkan dosa, memadamkan kemurkaan sang Rabb, penyebab turunnya keberkahan di dalam harta dan bertambahnya rezeki.
Allah akan memberikan kesuksesan bagi pelaku sedekah, dan bersedekah di 10 hari ini tentunya lebih utama daripada hari lainnya.
📜 FAIDAH ke-36
Di antara amalan yang paling dicintai oleh Allah جل جلاله adalah, memasukkan kegembiraan ke dalam hati saudara muslim, baik itu dengan cara menyambung relasi, bersedekah, atau membantu memenuhi kebutuhannya.
Lantas bagaimana apabila amalan ini dikerjakan di 10 hari awal Dzulhijjah ini?
📜 FAIDAH ke-37
Termasuk kebajikan adalah mengunjungi keluarga orang yang sedang berhaji dan berbuat baik kepada mereka serta turut menjaga anak-anak mereka.
Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Barangsiapa yang memenuhi kebutuhan mereka atau menggantikan posisinya di tengah keluarga mereka, maka ia mendapatkan pahala yang semisal dengannya (haji) tanpa mengurangi pahala orang yang berhaji tersebut sedikitpun."
(HR. Ibnu Khuzaimah di dalam shahihnya (1930) dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani)
📜 FAIDAH ke-38
Di antara ibadah yang paling agung di 10 hari Dzuhijjah ini adalah Sholat Ied, kemudian dilanjutkan dengan berqurban menyembelih hewan kurban. Kedua hal ini termasuk sunnah dan petunjuk Nabi.
Allah جل جلاله berfirman:
( فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ )
"Maka laksanakanlah sholat (ied) karena tuhanmu lalu berkurbanlah."
(QS. Al-Kautsar: 2)
📜 FAIDAH ke-39
Hendaknya di sepuluh hari Dzulhijjah ini, orang yang hendak berkurban menahan diri dari mencukur rambut dan memotong kukunya. Ibadah ini dimulai dari terbenamnya matahari di hari terakhir bulan Dzulqa’dah.
Di dalam hadits Nabi صلى الله عليه وسلم :
"Apabila kalian melihat hilal Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian berkeinginan untuk berqurban, maka hendaknya dia menahan dari mengambil rambut dan kukunya."
Di dalam riwayat lain ada tambahan: "Sampai ia menyembelih hewan kurban." (HR. Muslim: 1977)
📜 FAIDAH ke-40
Barangsiapa mengetahui bahwa apa yang ia cari itu seringkali lebih rendah dari apa yang ia upayakan
• Ketahuilah, sesungguhnya jualan Allah itu lebih mahal
• Dan ketahuilah, sesungguhnya jualan Allah itu adalah surga
Karena itu mari kita bersegera untuk beramal shalih dan bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Dengan cara meninggalkan dosa dan maksiat, berpaling dari dosa, menyesal atasnya dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali.
Di samping itu juga mengembalikan hak kepada yang pernah kita zhalimi, apabila dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia❗
Marilah kita jadikan 10 hari Dzulhijjah ini sebagai awal baru perjanjian kita dengan Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kalian kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Semoga saja Tuhan kalian menghapuskan dosa-dosa kalian dan memasukkan kalian ke dalam surga-surga-Nya yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.”
📜 FAIDAH ke-41
Di antara bentuk faqih-nya seorang muslim adalah, hendaknya ia mengkombinasikan di 10 hari Dzulhijjah ini antara ibadah-ibadah yang bersifat khusus, seperti dzikir dan sholat, dengan ibadah-ibadah dan amalan shalih yang bermanfaat lainnya yang dapat menambah manfaat dan ganjaran pahalanya.
📜 FAIDAH ke-42
Beramal shalih di 10 hari ini dan menjauhi kemaksiatan, dapat mendidik seorang muslim untuk mengagungkan syiar-syiar Allah dan menjaga batasan-batasannya, yaitu 10 hari di bulan haram (suci) ini, sebagaimana firman Allah جل جلاله tentang bulan-bulan haram:
( فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ )
“Dan janganlah kamu menzhalimi dirimu sendiri di dalam bulan-bulan ini.”
(QS. At-Taubah: 36)
Dan firman-Nya جل جلاله :
(وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ)
“Dan barangsiapa yang mengagungkan syiar-syiar Allâh, maka sesunggunya hal ini timbul dari ketakwaan hati.”
(QS. Al-Hajj: 32)
Dan juga firman-Nya:
(وَمَنْ يُعَظِّمْ حُرُمَاتِ اللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ عِنْدَ رَبِّهِ)
“Dan barangsiapa yang mengagungkan apa yang terhormat di sisi Allah, maka itu lebih baik baginya di sisi tuhannya.”
(QS. Al-Hajj: 30)
📜 FAIDAH ke-43
Beramal shalih di 10 hari istimewa ini, mempersiapkan bekal di dalamnya dengan berbagai amal ketaatan dan kebaikan, dan berinvestasi di momen langka yang tidak berulang-ulang kesempatannya di dalam setahun, maka ini adalah pendidikan yang baik bagi jiwa di atas ketaatan kepada Allah جل جلاله dan menambah keimanan.
Hal ini dapat memicu dan memotivasi untuk beramal penuh selama setahun.
📜 FAIDAH ke-44
Istri dan anak-anak kita sejatinya adalah amanat di leher kita.
Di dalam hadits disebutkan:
«كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْؤولٌ عَنْ رَعِيَّتِه»
“Setiap kalian ini adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”
(HR. Bukhari: 2409 dan Muslim: 1829)
Maka hendaknya kita bersungguh-sungguh mendidik anak kita untuk mengagungkan 10 hari yang mulia ini, mendorong mereka untuk beramal ketaatan di dalamnya, melatih mereka dan menjelaskan keutamaannya kepada mereka sebelum masuk waktunya agar mereka bisa bersiap sedia menyambutnya. Serta hendaknya kita juga bisa menjadi sumber keteladanan bagi mereka di dalam mengagungkan hari yang mulai ini.
Mari kita meraih keberuntungan ini dan beramal sebelum ajal tiba..
- SELESAI -
••• ════ ༻📖༺ ════ ••
📖 Penyusun:
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Munajjid hafizhahullah
🖊 Dialihbahasakan oleh:
ℳـ₰✍
✿❁࿐❁✿
@abinyasalma
______
👥 WAG Al-Wasathiyah Wal-I'tidāl
✉ TG : https://t.me/alwasathiyah
🌐 Blog : alwasathiyah.com
🇫 FB : fb.com/wasathiyah
📹 Youtube : http://bit.ly/abusalmatube
📷 IG : instagram.com/alwasathiyah
🔊 Mixlr : mixlr.com/abusalmamuhammad
🖇 ebook 44 Faidah (10 Hari Awal Dzulhijjah)
🔗 Silahkan disebarluaskan untuk menambah manfaat, dengan tetap menyertakan sumber.
Komentar
Posting Komentar