PENGANTAR BUKU 3 LANDASAN UTAMA
PENGANTAR BUKU 3 LANDASAN UTAMA
(Cetakan pertama by Ustadz Muflih Safitra)
إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ،
وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ
يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا
هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ
أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً
عَبْدُهُ وَرَسُولُه.
Segala puji hanya bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon
pertolongan dan ampunan kepada-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan
diri kita dan kejelekan amal-amal kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk,
maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa yang Allah sesatkan,
maka tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepadanya. Aku bersaksi bahwa
tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata,
tidak ada sekutu bagiNya. Dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan
utusan Allah.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ
تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan jangan sekali-kali kamu mati
kecuali dalam keadaan beragama Islam. ” (QS. Ali ‘Imraan (3): 102)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ ٱلَّذِى خَلَقَكُم
مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا
وَنِسَآءً ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ٱلَّذِى تَسَآءَلُونَ بِهِۦ وَٱلْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ
ٱللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
“Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu
yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) dan darinya Allah
menciptakan pasangannya (Hawa) dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan
lakilaki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. ” (QS.
An-Nisaa’ (4): 1)
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟
قَوْلًا سَدِيدًا (٧٠) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَٰلَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
ۗ وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا (٧١)
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu
kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki
amalanamalamnu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barangsiapa menaati Allah
dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. ”
(QS. Al-Ahzab (33): 70-7 1)
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ الله،
وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ
اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ،
وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّى عَلَىٰ مُحَمَّدُ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ
تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانِ إِلَىٰ يَوْ ْمِ الدِّيْنِ.
Amma ba 'du,
Sesungguhnya sebenar-benar perkataan
adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad
shallallaahu 'alaihi wa sallam. Seburuk-buruk perkara adalah yang diada-adakan
dalam masalah agama, karena setiap yang diada-adakan dalam agama adalah bid'ah
dan setiap bid'ah itu sesat dan setiap kesesatan tempatnya di Neraka.
Ya Allah, limpahkanlah shalawat bagi
Nabi Muhammad, keluarga, para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka
dengan baik hingga hari Kiamat.
Perkembangan dakwah Islam memang
sangat terasa, khususnya dakwah yang menekankan pada perbaikan aqidah, mengajak
umat untuk mengerjakan ibadah mereka sesuai sunnah dan menyandarkan pemahaman
agama mereka kepada salaful ummab yaitu dakwah salafiyyah. Umat Islam mulai
mengerti tentang urgensi mempelajari agama mereka meskipun dari tingkatan
terbawah. Tak heran jika berbagai majelis ilmu dipadati manusia di rumah-rumah
Allah, meskipun isinya adalah pelajaran membaca al-Qur'an, mengenal rukun Islam
dan Iman, yang bagi sebagian orang adalah materi untuk anak sekolah.
Melihat kemajuan yang sedemikian
rupa, penyusun membaca adanya kebutuhan yang besar bagi umat akan kehadiran
buku-buku yang dapat memandu mereka mengenal agamanya dari dasar, dengan bahasa
dan tata penulisan yang mudah dipahami dan sederhana. Salah satunya adalah buku
الأصول الثالثه (al Ushul
atsTsalatsah) yang ditulis Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah. Di
dalamnya penulis memaparkan berbagai hal pokok yang dapat memperkenalkan pembacanya
kepada Allah, agama Islam dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Syaikh Shalih bin Fauzan al Fauzan
hafizahullah, salah seorang syaikh yang penulis pernah belajar dari beliau
semasa tinggal di Riyadh, telah mensyarah al Ushul ats Tsalatsah, hingga hadir
dalam bentuk kitab Syarah alUshul ats Talatsah yang memperjelas lsi buku Syaikh
Muhammad bin Abdul Wahhab tersebut. Kitab Syaikh Shalih in Fauzan ini bagus dan
gamblang. Hanya saja di dalamnya terdapat banyak pengulangan isi dan perkataan.
Mungkin ini dikarenakan buku tersebut merupakan rekaman kajian beliau yang
dibukukan.
Di sisi lain, Syaikh Shalih bin
Fauzan dalam muqaddimah kitabnya mengatakan, al-Ushul ats-Tsalatsah adalah
pelajaran dasar dalam agama Islam yang hendaknya dipahamkan dengan cara yang
mudah. Karena itu, dalam rangka mewujudkan perkataan Syaikh dan menyajikan
sebuah buku yang memperkenalkan Islam dengan cara yang mudah sebagaimana
kebutuhan kaum muslimin yang baru ingin mengenal agamanya dari dasar, penulis
melakukan beberapa hal:
l. Menerjemahkan sembari meringkas kitab Syarah
al-Ushul ats-Tsalatsah karya Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan yang dicetak
oleh Muassasah ar-Risalah. Penulis sengaja meringkasnya karena beberapa alasan:
Pertama: Terdapat banyak perkataan Syaikh di dalam
kitab tersebut yang diulang-ulang di berbagai tempat. Terkadang pengulangan itu
terjadi di dalam satu bab yang sama dan kerap terjadi di paragraf yang sama.
Pengulangan ini dikhawatirkan membuat pembaca merasa bosan.
Kedua: Terkadang syarah yang tercantum di dalam kitab
tersebut hanya mengulang isi matan al-Ushul ats-Tsalatsah, sehingga tidak menyajikan
faedah baru.
Ketiga: Sebagian syarah yang disampaikan adalah tafsir
ayat yang tidak dibawakan penulis al-Ushul ats-Tsalatsah (di luar matan asli),
sehingga pembahasan menjadi meluas.
Keempat: Sebagian syarah memuat masalah fiqih yang
tidak berhubungan dengan masalah tauhid (aqidah) yang merupakan pokok bahasan.
2. Menyusun terjemahan ringkas tersebut dalam bentuk
poin-poin, agar lebih mudah dan ringan dibaca.
3. Mencantumkan halaman kitab asli (hal. ...) dimana
poin syarah disebutkan, agar pembaca dapat membandingkan teks perkataan Syaikh
Shalih bin Fauzan dengan terjemahannya.
4. Menjelaskan makna kalimat yang sulit dengan
membubuhkan penjelasannya di dalam kurung (...-pen) atau catatan kaki.
5. Mencantumkan takhrij untuk hadits yang tidak
disebutkan takhrijnya pada kitab asli.
6. Mencantumkan referensi tambahan untuk masalah
tertentu yang butuh untuk diketahui, namun tidak dijelaskan oleh pensyarah pada
kitab asli.
7. Menerjemahkan biografi Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab Rahimahullaah dan Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullah.
Semoga Allah menjadikan usaha penulisan buku ini
sebagai amal yang ikhlas untuk Dia semata, tanpa tercampuri ketamakan terhadap
dunia.
Semoga Allah Ta’ala menjadikan buku ini bermanfaat
dalam memperkenalkan Islam kepada mereka yang ingin mempelajari agama Allah ini
dari dasar.
Semoga Allah mematikan kita semua dalam husnul
khatimah dan memasukkan kita ke dalam Surganya kelak, amin.
Balikpapan,
Muharram 1439 H
Oktober 2017M
Muflih Safitra
***
Pemateri : Ustadz Muflih Safitra
Ringkasan kajian Ushul Tsalatsah pertemuan ke - 1
2 Ramadhan 1441 H/ 24 April 2020
Judul Buku Asli : Al Ushul ats Tsalatsah
Penulis : Syaikhul Islam al-Imam Muhammad bin Abdul
Wahhab
Judul Buku Bahasa Indonesia : Penjelasan 3
Landasan Utama
Pensyarah : Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan
Penerbit : MUFID
Penerjemah : Ustadz Muflih Safitra
Komentar
Posting Komentar