DIUTUSNYA NABI MUHAMMAD SHOLLALLOHU ALAIHI WA SALLAM, ADALAH NIKMAT YANG AGUNG UNTUK KAUM MUSLIMIN


_Saudaraku kaum muslimin rohimakumulloh ……_


Sungguh, Alloh Ta’ala telah memuliakan umat manusia ini dengan berbagai karunia dan keutamaan. Salah satunya adalah, dengan *diutusnya Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam di tengah umat manusia.*


Beliau diutus, dengan membawa petunjuk, yakni memberi petunjuk kepada umat manusia, dari kegelapan kesyirikan dan kekufuran kepada cahaya Tauhid yang terang benderang. Beliau mengeluarkan mereka dari kesesatan, kepada petunjuk yang benar. 


Dan Alloh Ta’ala telah menyempurnakan nikmat-Nya kepada hamba-hamba-Nya dengan diutusnya beliau, dan disempurnakan pula agama-Nya.


Dalil yang menunjukkan hal itu, adalah firman Alloh Ta’ala :


لَقَدۡ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَى ٱلۡمُؤۡمِنِينَ إِذۡ بَعَثَ فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡ أَنفُسِهِمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ ١٦٤


_“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman, ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al Hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”_  (QS Ali Imron : 164)


Alloh ta’ala juga berfirman :


هُوَ ٱلَّذِي بَعَثَ فِي ٱلۡأُمِّيِّ‍ۧنَ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ يَتۡلُواْ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمۡ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡحِكۡمَةَ وَإِن كَانُواْ مِن قَبۡلُ لَفِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ٢


_"Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Al-Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelum itu benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.”_ (QS Al-Jum’ah : 2)


Demikianlah ! Maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam wafat, dalam keadaan *beliau telah menyampaikan semua “risalah” agama ini, dan telah menunaikan semua “amanah” Alloh yang dibebankan pada beliau, dan juga telah menasehati umat ini semua perkara agama.*

 

Beliau telah melakukan semua itu dengan segala kesungguhan dan kemampuan. 


_Tidak ada suatu perkara kebaikan pun, kecuali beliau telah menyampaikannya dan menganjurkan kaum muslimin untuk mengamalkannya._


_Dan tidak ada suatu perkara kejelekan pun, kecuali beliau telah mengingatkan umat ini darinya dan melarangnya._


Nabi shollallohu alaihi wa sallam pernah bersabda :


ما بقي شيء يقرب من الجنة ويباعد من النار إلا وقد بين لكم


_“Tidaklah tersisa sesuatu apapun yang bisa mendekatkan ke surga, atau yang bisa menjauhkan dari api neraka, kecuali telah dijelaskannya (itu semua) kepada kalian !”_ 


(HR *Ath-Thobroni*, dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh di dalam *As-Shohihah* no. 1803) 


Dalam lafadz hadits lainnya, beliau shollallohu alaihi wa sallam bersabda :


_“Tidaklah aku tinggalkan sesuatu apapun dari apa yang diperintahkan oleh Alloh, kecuali sungguh aku telah memerintahkannya. Dan tidaklah aku tinggalkan sesuatu apapun dari apa yang dilarang oleh Alloh, kecuali aku pun telah melarang kalian darinya.”_ 


(HR *Imam As-Syafi’i* dalam kitab *Ar-Risalah,* dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albani rohimahulloh dalam *As-Shohihah* no. 1803)  


_*Wajibnya bagi kita mencintai Rosululloh !*_


_Kemudian ketahuilah wahai saudaraku kaum muslimin ……_


Termasuk perkara yang tidak tersembunyi dalam agama kita ini dan yang pasti diketahui oleh setiap muslimin adalah *kewajiban untuk “mencintai” Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam !* 


Bahkan perkara ini adalah *suatu kewajiban bagi setiap muslim, laki-laki maupun wanita !* 


Dalam hadits yang shohih, Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :


لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من ولده وواده والناس أجمعين_“Tidak beriman salah seorang dari kalian (dengan keimanan yang sempurna), *sampai aku ini lebih dicintainya daripada anaknya, bapaknya dan manusia yang lainnya.”*_ 


(HR *Imam Al-Bukhori* no. 15 dan *Imam Muslim* no. 44)  


Bahkan, kecintaan kita kepada Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam itu *harus lebih besar dan lebih didahulukan daripada kecintaan kita kepada yang selainnya, termasuk terhadap diri kita sendiri.*


Dalilnya, hadits *‘Abdullah bin Hisyam* radhiyallahu anhu, dia berkata :


كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ آخِدٌ بِيَدِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ، فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ إِلاَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ لَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لاَ وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ، حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ نَفْسِكَ. فَقَالَ لَهُ عَمَرُ: فَإِنَّهُ اْلآنَ، وَاللهِ، َلأَنْتَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ نَفْسِي. فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلآنَ يَا عُمَرُ.


_"Dulu kami pernah mengiringi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau menggandeng tangan ‘Umar bin al-Khaththab radhiyallahu anhu._


_Kemudian ‘Umar berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : *“Wahai Rasulullah, sungguh engkau sangat aku cintai melebihi apa pun selain diriku.”*_


Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: 


_*“Tidak begitu (wahai Umar). Demi (Alloh) yang jiwaku berada di tangan-Nya, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu sendiri !”*_


_Lalu ‘Umar berkata kepada beliau : *“Sungguh sekaranglah saatnya, demi Allah, Anda (Wahai Nabi), lebih aku cintai daripada  diriku sendiri !”_


_Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sekarang (engkau benar), wahai ‘Umar !”_ (HR. *Imam Al-Bukhari* no. 6632)


Hadits tersebut di atas menunjukkan : _*bahwa mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah wajib dan harus didahulukan daripada kecintaan kepada segala sesuatu selain kecintaan kepada Allah.*_


Sebab *mencintai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu adalah mengikuti sekaligus keharusan dalam mencintai Allah.*


*Mencintai Rasulullah adalah cinta karena Allah. Ia bertambah dengan bertambahnya kecintaan kepada Allah dalam hati seorang mukmin, dan berkurang dengan berkurangnya kecintaan kepada Allah.*


Dan ketahuilah juga, bahwa apabila kita benar-benar mencintai Alloh dan Rosul-Nya, akan diberikan kepada kita *kelezatan iman di dalam hati kita !*


Dalilnya, hadits *Anas bin Malik* rodhiyallohu anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :


ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ بِهِنَّ حَلاَوَةَ اْلإِيْمَانِ، مَنْ كَانَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ ِللهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِي الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللهُ مِنْهُ، كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ.


_“Ada tiga perkara, yang apabila perkara tersebut ada pada diri seseorang, maka dia akan mendapatkan manisnya keimanan, yaitu :_  


_• Orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi  kecintaannya dari selain keduanya._


_• Orang yang mencintai orang lain, dimana tidaklah dia mencintainya itu, kecuali karena Allah._ 


_• Orang yang tidak suka untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dia darinya, sebagaimana dia tidak suka untuk dilemparkan ke dalam api neraka.”_ 


(HR. *Imam Al-Bukhari*  no. 16, *Imam Muslim*  no. 43 / 67, *At-Tirmidzi* no. 2624, *An-Nasa’i* (8/96) dan *Ibnu Majah* no. 4033)


Demikianlah ........


Dalil-dalil tersebut di atas menunjukkan kepada kita, bahwa sudah menjadi kewajiban bagi kita setiap Muslim, untuk *mencintai Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam ...!*


Kecintaan kita terhadap Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam seperti dalam perintah tersebut di atas, adalah *kecintaan yang sifatnya/hukumnya adalah  “WAJIB.”* 


Dan tentunya, kecintaan seorang muslim kepada Nabinya, *tentu ada bentuknya, ada bukti dan juga ada tanda-tandanya. Bukan sekedar pengakuan di lisan belaka !*


_Lalu, tahukah anda apa bentuknya ? Apa bukti dan tanda-tanda-nya ?_Tentang perkara ini, akan kita bahas dan akan dijelaskan pada Fawaid yang berikutnya, insya Alloh. 


Semoga Alloh ta’ala memudahkan dalam menuliskannya.


Semoga pula uraian yang sedikit ini, bermanfaat bagi kita semuanya. 


_Allohu yubaarik fiikum....._


*Surabaya*, Ahad pagi yg sejuk, 3 Robi'ul Awal 1443 H / 10 Oktober 2021 M


✍  Akhukum fillah, *Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby*


Silahkan joint pada channel telegram kami :


https://t.me/fawaidabuabdirrahman


Atau, untuk materi dakwah *BIMBINGAN MERAWAT JENASAH SESUAI SUNNAH*, silahkan joint di telegram kami :


https://t.me/merawatjenazah


Semoga bermanfaat bagi kita semuanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EBOOK PARENTING SERI - 9

Pengertian Sirah Dan Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyyah

Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 01 Dari 04