MENGENAL RABB (ALLAH SUBHANAHU WATA,AALAA)


LANDASAN PERTAMA :

Mengenal Rabb (Allah Subhanahu Wa Ta’aalaa)




اَلْأَصْلُ الْأَوَّلُ: مَعْرِفَةُ الرَّبِّ


Landasan Pertama: Mengenal Rabb (Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa)
فَإِذَا قِيْلَ لَكَ: مَنْ رَبُّكَ؟ فَقُلْ: رَبِّيَ اللّٰهُ الَّذِيْ رَبَّانِيْ، وَرَبَّى جَمِيْعَ الْعَالَمِيْنَ بِنِعَمِهِ، وَهُوَ مَعْبُوْدِيْ لَصْسَ لِيْ مَعْبُوْدٌ سِوَاهُ.

Jika ada yang bertanya kepadamu, “Siapa Tuhanmu?” maka katakan kepadanya, “Tuhanku adalah Allah, yang telah memelihara dan melimpahkan nikmat-Nya kepadaku dan kepada seluruh manusia. Dia-lah yang aku sembah dan aku tidak punya sesembahan selain Dia.”

Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:

آلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (QS. Al-Faatihah (1): 2)

وَكُلُّ مَنْ سِوَى اللّٰهُ عَلَمٌ، وَأَنَا وَاحِدًادٌ مِنْ ذَلِكَ الْعَالَمِ

Katakan pula, “Segala hal yang selain Allah adalah makhluk (alam semesta), dan aku adalah salah satu bagian dan makhluk itu."


SYARAH

1. Jika ada manusia di dunia yang bertanya, “Siapa Tuhanmu?” maka seorang mukmin juga harus menjawab dengan mantap, yakin dan kokoh, “Tuhanku Allah.” Allah adalah Tuhan yang telah memelihara dan melimpahkan nikmat-Nya kepada seluruh hamba-Nya. Allah memberi mereka makan dengan rizki-Nya. Allah pula yang menciptakan manusia dalam perut ibu mereka dan memberi makan bagi mereka hingga bisa tumbuh dan berkembang di dalamnya. Setelah ditiupkan ruh, mereka pun hidup, bergerak, hingga akhirnya keluar dari perut ibu mereka.

Dalil yang menjelaskan hal di atas, di antaranya adalah ayat yang berbunyi:

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allab-lab yang memberi rizkinya. Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata
(Laubul Mahfuzh). ” (QS. Huud (11): 6) (hal. 95-97)

2. Karena Allah yang memberikan rizki kepada makhluk-Nya termasuk kita, maka hanya Dia yang berhak untuk disembah. Tidak cukup sekedar mengatakan, “Tuhanku adalah Allah.” Harus ada ikrar bahwa penyembahan hanya boleh untuk Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa dan mengingkari penyembahan kepada yang selain Allah Subhaanahu wd Ta'aalaa. Hal ini yang membedakan antara orang yang bertauhid dengan yang musyrik, karena orang musyrik pun mengakui bahwa Tuhan mereka adalah Allah, sementara ibadah mereka ditujukan kepada yang selain Allah, seperti pohon, batu, para wali, orang-orang yang dianggap shalih, kuburan dan sebagainya. (hal. 97-98)
3. Penulis membawakan dalil bahwa Tuhan kita adalah Allah, yang memberikan rizki kepada makhluk-Nya dan hanya Dia yang berhak untuk disembah, yaitu ayat yang berbunyi:

آلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. ” (QS. Al-Faatihah (1): 2)

Ini adalah ayat yang terletak di permulaan mushafal-Qur'an. Ayat ini juga menunjukkan bahwa segala pujian yang baik dan sempurna mutlak untuk Allah Subhaanahu wa Ta’aalaa. Adapun yang selain Dia, mereka dipuji sebatas kadar kebaikan yang mereka kerjakan. (hal. 98-99)

4. Allah adalah Tuhan semesta alam, yang mencakup Malaikat, bendabenda mati, hewan, tumbuhan, daratan dan lautan serta semua makhluk ciptaan-Nya. Karena Allah adalah Tuhan semesta alam, maka ketika seseorang ditanya tentang Tuhannya, ia juga bisa mengatakan bahwa segala hal yang selain Allah adalah makhluk (alam semesta) dan orang yang ditanya tersebut adalah salah satu bagian dari makhluk itu. (hal.100-101)

فَإِذَا قِيْلَ لَكَ: بِمَ عَرَفْتَ رَبُّكَ؟
فَقُلْ بِآيَا تِهِ وَمَخْلُوْقَاتِهِ.
وَ مِنْ آيَا تِهِ: الَّيْلُ، وَالنَّهَارُ،وَالشَّمْسُ،وَالْقَمَرُ، وَمِمْ مَخٰلُوقَاتِهِ  السَّمَا وَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُوْنَ السَّبْعُ وَ مَنْ فِيْهِنَّ، وَمَا بَيٰنَهُمَا

Jika ada yang bertanya kepadamu, “Bagaimana caranya engkau mengetahui Tuhanmu?” maka katakan kepadanya, “Melalui tanda-tanda kebesaran-Nya dan makhluk-makhluk-Nya.

Di antara tanda kebesaran-Nya adalah adanya malam dan siang serta matahari dan bulan. Dan di antara makhluk-Nya adalah tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi serta seluruh makhluk yang ada pada keduanya ataupun di antara keduanya.”

Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala:

وَمِنْ ءَايَٰتِهِ ٱلَّيْلُ وَٱلنَّهَارُ وَٱلشَّمْسُ وَٱلْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا۟ لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَٱسْجُدُوا۟ لِلَّهِ ٱلَّذِى خَلَقَهُنَّ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah sembah matahari maupun bulan, tapi sembahlah Allah Yang menciptakannya, Jika Ialah yang kamu hendak sembah.
(QS. Fushshilat (41): 37)

Dalilnya adalah firman Allah Ta'ala

إِنَّ رَبَّكُمُ ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ ٱسْتَوَىٰ عَلَى ٱلْعَرْشِ يُغْشِى ٱلَّيْلَ ٱلنَّهَارَ يَطْلُبُهُۥ حَثِيثًا وَٱلشَّمْسَ وَٱلْقَمَرَ وَٱلنُّجُومَ مُسَخَّرَٰتٍۭ بِأَمْرِهِۦٓ ۗ أَلَا لَهُ ٱلْخَلْقُ وَٱلْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ ٱللَّهُ رَبُّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS Al-A'Raff : 54)




SYARAH

1. Tidak seorang manusia pun yang dapat mengklaim bahwa dia menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan, tujuh lapis langit dan bumi, beserta seluruh makhluk yang ada pada keduanya ataupun di antara keduanya, karena sesungguhnya Allah-lah yang menciptakannya. Bahkan makhluk itu tidak terjadi/ ada dengan sendirinya dan tidak dapat menciptakan makhluk yang selainnya. Manusia tidak dapat menciptakan makhluk sekecil nyamuk dan lalat sekalipun. (hal. 103)

2. Penulis membawakan QS. Fushshilat (41): 37 dan QS. Al-A’raaf (7): 54 sebagai dalil bahwa Allah adalah Tuhan kita, yang menciptakan semua makhluk-Nya. (hal. 107)

3. Langit dan bumi yang diciptakan Allah Ta'ala terdiri dari 7 (tujuh) lapisan. Penciptaan langit dan bumi memakan waktu 6 (enam) hari (para ulama berbeda pendapat apakah enam hari di sisi manusia ataukah di sisi Allah), walaupun Allah mampu menciptakannya dalam sekejap saja. Yang demikian itu mengandung hikmah yang Allah saja yang tahu tentangnya. Penciptaan selama 6 (enam) hari itu dimulai hari Ahad dan berakhir di hari Jum'at. Karenanya Jum'at merupakan hari yang paling mulia dan menjadi hari raya pekanan bagi kaum muslimin. (hal. 108 dan 112)


***





Pemateri : Ustadz Muflih Safitra
Ringkasan kajian Ushul Tsalatsah pertemuan ke - 5
Selasa, 5 Ramadhan 1441 H/ 28 April 2020


Judul Buku Asli : Al Ushul ats Tsalatsah
Penulis : Syaikhul Islam al-Imam Muhammad bin Abdul Wahhab
Judul Buku Bahasa Indonesia : Penjelasan 3 Landasan Utama
Pensyarah : Syaikh Shalih bin Fauzan al-Fauzan
Penerbit : MUFID
Penerjemah : Ustadz Muflih Safitra

Komentar

Postingan populer dari blog ini

EBOOK PARENTING SERI - 9

Pengertian Sirah Dan Pentingnya Mempelajari Sirah Nabawiyyah

Keadaan Kota Mekah Sebelum Nabi shallallāhu ’alayhi wa sallam Diutus Bagian 01 Dari 04